Kenali HIV & AIDS, Jauhi Virusnya Bukan Orangnya

“Para penderita HIV/AIDS yang merasa putus asa & tidak ada kepedulian pemerintah terhadap mereka, mulai dendam. Mereka berniat menyebarkan penyakit ini, degan modus melalui tusuk gigi yang banyak terdapat di restoran. Mereka memakai tusuk gigi tersebut hanya untuk menusuk gusinya sampai berdarah, lalu diusap sehingga tidak kelihatan darahnya, Setelah itu disisipkan ketempat semula, TOLONG DISEBARKAN, JIKA ANDA SEBARKAN MAKA ANDA SUDAH SELAMATKAN BANYAK JIWA. Tolong jangan memakai tusuk gigi di rumah makan ! Bawa dari rumah/beli baru di supermarket.

Apa kalian pernah mendapat pesan-pesan seperti ini di media sosial kalian? Kalau ya, kalian tidak sendiri. Karena pesan-pesan seperti ini sudah menjamur dan membuat kita “percaya” begitu saja bahwa yang disebarkan itu adalah “benar”, lalu tanpa sadar terkadang kita menyebarkan informasi itu kembali ataupun membicarakanya secara langsung kepada teman dan keluarga.

Tentu saja berita-berita Hoax seperti ini harus DIBERANTAS. Dampak dari berita yang terus-menerus menyebar ini bisa menimbulkan keresahan di masyarakat dan menimbulkan dampak yang tidak terduga lainya seperti kekerasan dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV Aids). Oleh karena itu, sebelum menyebarkan berita kita harus paham terlebih dahulu dengan berita yang kita terima, lalu verifikasi kebenaranya selanjutnya pertimbangkan apakah dampak yang akan muncul atas berita yang akan kita sebarkan ini.

Aku merasa beruntung ketika mendapat undangan Temu Blogger Kesehatan dalam rangka Peringatan Hari Aids Sedunia dengan tema Saya Berani, Saya Sehat. Oiya, Hari Aids Sedunia juga termasuk di dalam 16 HAKTP (Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan). Acara yang dilaksanakan pada 4 Desember 2017 di Hotel Excelton Palembang sukses mencerahkan para peserta tentang Germas, HIV dan tips menulis kreatif.

Sebelum tes HIV, tensi dicek dulu

Pukul 08.00 WIB aku sudah berada di tempat acara, pemandangan yang sedikit berbeda dengan seminar/pelatihan yang pernah aku ikuti sebelumya, terdapat sebuah meja berada di sisi kanan dan kiri sebelum pintu masuk.

Sebelum memasuki ruangan aku mengisi pendaftaran di meja registrasi kemudian meletakan barang-barang di ruangan. Aku tertarik dengan antrian di sisi meja lainnya, kulihat peserta yang sudah datang mengantri dengan antusias, oh ternyata ada pengecekan HIV gratis, saya sedikit terkejut baru kali ini pelatihan/seminar terdapat pengecekan secara langsung, dan tentu saja #sayaberani ikut tes juga. Oiya, tes ini sedikit berbeda dengan tes kesehatan lain, karena hasil tes akan diberikan secara pribadi.

Sesi

Germas adalah Gerakan masyarakat hidup sehat merupakan tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berprilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Menjaga tubuh tetap sehat dengan pola hidup sehat merupakan pencegahan yang utama, kesehatan merupakan aset yang harus kita jaga dengan baik, ketika salah seorang keluarga kita sakit maka akan menjadi beban baik secara materil maupun emosional. Selain itu, biaya-biaya pun akan bertambah. Nah, jadi …hidup sehat kuy! dan lakukan deteksi dini untuk mencegah penyakit semakin menyebar.

Di Indonesia sendiri angka penyakit menular (ISPA, TB. HIV/AIDS, Diare) dan penyakit tidak menular (Stroke, Kecelakaan, Jantung, Diabetes) semakin meningkat. Penyebab kematian terbesar oleh PTM (Penyakit Tidak Menular) tahun 2015 adalah stroke, kecelakaan lalu lintas, jantung iskomik, kanker dan diabetes malitus. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : pola hidup tidak sehat, merokok, kurang konsumsi buah dan sayur, dan kurang berolahraga. Inilah pesan yang disampaikan oleh Bapak Indra Rizon, SKM M.Kes mengantarkan materi Kenali penyakit prilaku dan hidup sehat dengan Germas.

Mungkin kita familiar dengan kata HIV/AIDS, tapi mungkin diantara kita masih bingung apa sih beda HIV dan AIDS ? Bagaimana si penularanya? Terus kalau kita terkena harus apa? Lalu apa yang harus kita lakukan apabila ada teman/keluarga/orang lain yang mengidap virus ini?. Banyak banget kan pertanyaan yang bermain-main dikepalaku saat materi selanjutnya membahas tentang ini semua. Jadi, HIV adalah Human Immunodefiency Virus sedangkan AIDS adalah Aqcuired Immuno Defiency Syndrome. Hiv merupakan Virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia sedangkan AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh menurunya kekebalan tubuh. Begitu yang disampaikan oleh dr. Endang Budi Hastuti dari Kasubdit HIV AIDS dan PIMS Direktorat Pencegahan Penyakit Menular Langsung (PPML) Kemenkes RI.
Kabar baiknya adalah virus ini tidak mudah menular dan penyebaranya pun sangat terbatas seperti
• Hubungan seksual
• Berbagi jarum suntik
• Produk darah dan organ tubuh
• Ibu hamil positif HIV ke bayinya

Lebih lanjut lagi, ketika kita mengetahui kita beresiko mengidap HIV atau telah terjangkit virus ini, virus ini tidak langsung menjadi AIDS apabila kita langsung konsultasi dan memulai terapi HRV. Nah, apa lagi nih ARV ? ARV adalah obat HIV yang bisa menekan virus tidak berkembang, ARV/Antiretroviral ini harus diminum setiap hari dan teratur karena virus ini sangat riskan. Selain itu, ODHA yang rutin mengkonsumsi obat ini sudah ada hingga lebih 15 Tahun, Wow artinya ODHA tetap bisa produktif dan hidup sehat.

Jadi, ingat ya…
Virus ini tidak menular melalui ciuman, pelukan, menggunakan WC bersama, sentuhan, menggunakan alat makan bersama, gigitan serangga ataupun tinggal serumah.

Oiya, aku teringat, sekitar 2 tahun lalu pernah berdiskusi dengan teman-teman dari PKBI Sumsel (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia) tentang kasus-kasus yang mereka dampingi. Mereka mengataka bahwa angka tertinggi pengidap AIDS terbesar adalah ibu rumah tangga, menurut mereka teman-teman LGBT memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap IMS (Infeksi menular seksual) karena mereka menyadari kerentanan penyakit tersebut dan selain itu mereka juga sudah mendapat banyak informasi tentang HIV dan AIDS sedangkan ibu rumah tangga, akses mereka mendapatkan informasi sangat minim, dan yang paling menyedihkan adalah mereka pun tidak mengetahui ketika mereka positip mengidap HIV sehingga beberapa dari korban telat mendapat pengobatan.

Ternyata hal ini juga disampaikan oleh Kabag P2P Dinkes Prov Sumsel, Bapak Feri Yanuar SKM, Mkes. Secara kumulatif kasus HIV& AIDS di Sumsel dari tahun 1995-September 2017 sekitar 1329 kasus HIV dan 1377 kasus AIDS, jadi total 2706 kasus. Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1 sedangkan rasio AIDS 4:1 antara laki-laki dan perempuan. Yang paling beresiko tinggi adalah heteroseksual lalu diikuti oleh homoseksual dan Perinatal. Dari keseluruhan data tersebut Palembang menepati urutan tertinggi pengidap HIV dan AIDS.

Saat ini pemerintah terus mengupayakan pelayanan maksimal dengan   Permendagri No.18 Tahun 2016 tentang Pedoman, Penyusunan, Pengendalian dan Evakuasi Rencana Kerja Pemda tahun 2017 dan Permenkes No.43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Salah satunya adalah Setiap orang beresiko terinveksi HIV (Ibu hami, pasien TB dan pasien IMS, Waria/Transgender, pengguna napza dan warga binaan lembaga pemasyrakatan mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar. Jadi siapa saja bisa mengakses layana kesehatan ini. Untuk tambahan obat ARV tidak ditanggung oleh BPJS namun saat ini Kemenkes menyediakan obat tersebut dan dapat di akses di beberapa puskesmas tertentu.

Wah, ternyata banyak banget informasi yang didapat dari tiga pemateri tadi tapi apa iya yah ODHA bisa hidup produktif bahkan kaya orang yang tidak terjangkit virus ini? Atau mungkin gak sih mereka bisa hamil?

Nah, pertanyaan ini akhirnya bisa terjawab dengan narasumber langsung pengidap virus ini

Yakni Teh Ayu seorang aktivis dan ODHA, perempuan berparas ayu sesuai dengan namanya memberikan kami semangat baru bahwa apapun yang terjadi di hidup kita, kita harus tetap melangkah maju, melakukan sesuatu setidaknya untuk diri kita sendiri, ia menceritakan pengalamanya sebagai ODHA yang tertular oleh alm.suaminya, saat itu dunia seaakan runtuh ketika ia mengetahui positif HIV dan belum lagi streotype oleh masyarakat yang menjadi tantangan tersendiri. Namun, teh Ayu tak berhenti disana, ia mulai menulis dan membuat yayasan Perempuan Positif Indonesia untuk para perempuan pengidap HIV. Oiya, satu lagi ada Kak Antonio Blanco  yang juga memberikan informasi dan pengalaman inspratifnya tentang ODHA bisa juga menjalani hidup orang lain juga seperti menikah dan melanjutkan keturunan karena pengobatan HIV sudah cukup berkembang.

Selain mendapat informasi yang tepat oleh para ahlinya, seminar ini pun mendapatkan bonus materi Creative Writting oleh Kang Arul, Kan Arul sukses bawa acaranya dengan cara yang beda, interaktif dan inovativ, para peserta diajak berfikir kreatif dan bagaiamana mengatasi block writting, ia juga memberikan tips-tips yang sangat berguna oleh para blogger.

Sesi pagi hingga sore pun menjadi tidak terasa karena waktu yang terisi begitu menyenangkan dan menginspirasi, sebelum semua kembali ke rumah masing-masing, kami pun berfoto bersama

4 thoughts on “Kenali HIV & AIDS, Jauhi Virusnya Bukan Orangnya

Leave a Reply to admin Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *