The Power of Me Time

 

I’ve never been so exhausted like yesterday. Everything seems ruined my day. Deadline kerja, Urusan rumah, dan persiapan untuk tes UPA pun di depan mata. Belum lagi meeting dengan klien, kinda of long tireeedddd day!.

Suatu pagi aku terbangung dengan perasaan badan remuk, sakit kepala, dan emosi yang meletup-letup, I can’t control my self. Akhirnya, aku menelepon seorang teman dan bercerita panjang lebar, kemudian coletahnku tidak berhenti di sana, aku terus menulis di grup WA tentang kekesalanku, kemudian berlanjut hingga sepertinya tidak bisa berhenti di sana.

Kemudian, dengan santai temanku berkata “ Ndy, take a break, enjoy your “me time”!”. Seketika seperti aku tersadar bahwa aku sudah “burn out” kelelahan yang terus menerus, dan buruknya itu semua aku bagi dengan orang-orang sekitarku, wah bisa dibayangkan kalau aku ketemu klien dengan kondisi seperti itu.

Entah kenapa ada dorongan bahwa aku harus keluar pagi itu, dan aku meninggalkan rumah dengan keadaan berantakan, karena aku sudah tidak memiliki energi lagi. Siang itu, langsung saja aku menuju salah satu pusat refleksi keluarga, dan memesan untuk massage dan refleksi untuk 2 jam. Iya, 2 jam!!! Angka yang menurutku ajaib, karena aku bukan tipe orang yang bisa berlama-lama menunggu. Biasanya aku memilih pijat tradisional yang hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit.

But, here we go!

Terapis datang, lalu menyuruhku melepaskan pakaian dan menggenakan handuk. Setelah semua siap, ia mulai “menghajar” punggungku, rasanya ingin teriaak, tapi aku berusaha tenang. Tangan-tangannya mulai memijit kaki, paha, punggung dan tangan. Dan ternyata semua yang ia pijit sakit. Atau aku memang yang sudah lama tidak pijat ya?

Satu hal yang buat aku kaget, aku bisa melewati 2 jam itu dengan cukup tenang dan menikmati tangan-tangan terapis mengurangi pegal-pegal di tubuhku. Setelah 2 jam berlalu, aku masih belum puas menikmati “waktuku”. Padahal tepat esok hari aku harus megikuti ujian Profesi Advokat dan aku belum memabaca atau belajar sedikitpun, rencana awalku setelah refleksi akan belajar, tapi semua rencana berubah haluan.

Setelah pulang, aku mampir ke salah satu pusat perawatan dan tanpa pikir panjang aku memilih paket lengkap, mulai dari creambath, facial, lulur, spa dan mandi susu. Waktu yang dibutuhkan sekitar 120 menit. Sebenarnya aku ragu, apa aku mampu bertahan menunggu ?, karena biasanya aku creambath saja sudah lesu menunggu. “Apalagi ini?, ah cobalah sesuatu yang baru”, gumamku.

Perawatan demi perawatan, dari rambut hingga ujung kaki, dari aku yang sudah nyaris tertidur menikmati waktu yang biasanya aku anggap “wasting time”, dan detik itu aku menggantinya dengan “this is my quality time”. Ternyata waktu melebihi perkiraan, tempat itu harusnya sudah tutup pukul 19.00 WIB, tetapi masih ada pelanggang yang perawatan. Aku memilih tempat ini yang tidak jauh dari rumahku, tempat yang cukup nyaman dengan design minimalis dan di dominasi dengan kayu memberikan kesan teduh dan menenagkan.

Aku tidak terlalu banyak bercerita karena saat itu aku hanya ingin menikmati waktuku. Treatment selesai, aku pulang. Aku berharap akan bisa membaca satu dua baris untuk tes esok hari, namun lagi-lagi aku salah prediksi. Tubuhku mengajak ku bercumbu dengan kasur, aku tak kuasa menolak. Dan aku tertidur.

Pagi menjelang, dan aku bangun lebih awal. Aku merasa lebih siap menghadapi hari, tubuhku terasa lebih ringan, dan aku menyelesaikan satu persatu tugas yang ku tunda kemarin. Terasa lebih berenergi. Menjalani waktu dengan selalu terburu-buru, sering membuat kita lupa, bahwa terdapat banyak waktu yang harusnya kita nikmati, kita rasakan, kita resapi.

Tes pun aku hadapi dengan santai, tanpa ada tekanan. Aku membayangkan apabila aku menghadapi tes itu dengan kondisi tubuh dan pikiran yang penuh tekanan. Mungkin satu atau dua pertanyaan aku akan robek kertasnya. Walaupun, aku tidak begitu yakin apakah jawaban tersebut benar atau tidak, tapi kesiapan dan ketenanganku menghadapi tes ini sudah membuatku merasa aku berhasil menaklukan diriku.

Lalu, bagaimana dengan pekerjaanku?, My work has been increased, setidaknya lebih baik dari minggu lalu. Serta kekesalanku dengan kinerja beberapa rekan, dan beban kerja yang aku rasa lebih berat. All I can say, I am more ready!. Cause I know, moaning its not a solutions, I have to keep moving.

Jadi, sudahkah kamu menikmati “mee time” mu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *