Sumsel Mandiri Pangan entaskan Kemiskinan

 

 

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi dengan kepadatan penduduk yang cukup luas. Kejayaan Sumatera Selatan telah ada mulai dari zaman Sriwijaya. Kekayaan Sumatera Selatan termasuk orang-orang di dalamnya menjadikan Sumatera Selatan tak hanya berkembang, namun juga maju ke depannya.

Namun, hal ini bukan berarti Sumatera Selatan terhindar dari masalah klasik yang ada yaitu kemiskinan. Memang, kemiskinan menjadi momok yang mematikan sekaligus mengerikan. Kemiskinan dapat berdampak kepada smeua aspek kehidupan. Kemiskinan yang merajalela berbanding terbalik dengan kesejahteraan rakyat.

Adapun dampak kemiskinan di antaranya:

Anak-anak menjadi putus sekolah

Kemiskinan berpengaruh besar bagi kehidupan anak-anak. Dengan tidak tersedianya akses pendidikan ke anak-anak, maka masa depan anak menjadi taruhannya. 

 

Angka pengangguran menjadi meningkat

Seperti yang kita tahu, saat ini pekerjaan adalah hal mutlak yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Kemiskinan membuat masyarakat menjadi sukar untuk mendapatkan pekerjaan dan mengakibatkan angka pengangguran menjadi meningkat.

 

Tindak kriminalitas merajalela

Tak tersedianya kemampuan untuk bekerja mengakibatkan banyak warga miskin menghalalkan segala cara untuk mendapatkan penghasilan. Salah satunya adalah melakukan tindakan kriminal. Tindak kriminal ini dapat berupa banyak hal seperti mencuri, menjadi pengedar, hingga merampok.

 

Kesehatan menjadi bermasalah

Kemiskinan juga berdampak besar pada kesehatan. Kemiskinan membuat rumah menjadi tidak layak huni sehingga banyak bibit-bibit penyakit yang akan timbul. IPAL yang tidak benar pun menjadi sarang penyakit bagi masyarakat miskin.

 

KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN

Di Sumatera Selatan sendiri, berkaca pada periode Maret 2021, tingkat kemiskinan penduduk Sumsel mencapau angka 1.113.76 Ribu. Itu artinya 12.84 persen masyarakay Sumatera Selatan tidak mendapatkan kehidupan yang layak. Nilai ini terbilang cukup besar karena tidak tersedianya akses kehidupan yang lebih baik. 

Salah satu upaya pemerintah provinsi Sumatera Selatan untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan melakukan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Gerakan ini merupakan pejewantahan dari tekad Provinsi Sumatera Selatan untuk unggul dalam segi lumbung pangan. 

Gerakan Sumsel Mandiri Pangan adalah sebuah upaya untuk tak lagi bergantung pada komoditas dari luar provinsi namun mulai memanfaatkan pangan yang ditanam sendiri. Perubahan pola pikir konsumtif jadi produktif inilah inti dari Sumsel Mandiri Pangan.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan bahwa gerakan ini mendukung ketahanan pangan nasional. Melalui program ini, masyarakat dapat mengurangi pengeluaran biaya hidup dan dapat memanfaatkan penghasilan lainnya untuk kebutuhan lain.

Dilansir dari detik.com, berikut target Sumsel Mandiri Pangan:

  1. Outcome: Menurunkan angka kemiskinan di 17 kabupaten/kota se-Sumatera Selatan
  2. Output: Keluarga Mandiri Pangan dalam pemenuhan gizi keluarga
  3. Gerakan: Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.

Gerakan ini pun berdampak pada tingkat kemiskinan Sumatera Selatan yang semakin menurun. Terhitung maret 2022, jumlah masyarakat miskin yang ada di Provinsi Sumatera Selatan adalah 1044,69 ribu atau turun hampir satu persen dari Maret 2021. Hal ini menandakan bahwa program ini berhasil untuk dilakukan. Masyarakat mulai melakukan budidaya tanaman, ikan, bahkan beternak sehingga program ini terus berjalan dan stabvilitas menjadi terjamin.

Nah, Jadi, udah tahu kan? Gerakan ini bukan hanya gerakan tanpa makna namun memiliki visi yang besar untuk masyarakat Sumatera Selatan.  Yuk Mulai Menanam dari Pekarangan Rumah!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *